Keluarga Dita |
Ditambah orang yang melakukan bom bunuh diri itu sekeluarga.
Yang mana mereka terdiri dari Ibu, Bapak, dua orang anak laki laki dan dua
orang anak perempuan.
Pertanyaan yang pertama muncul di kepala saya adalah, kok
tega ngajak anaknya sendiri untuk ngelakuin bom bunuh diri?
Kayak orang tua
mereka memanfaatkan anaknya yang masih polos yang belum tau apa-apa, cuma modal
“omongan orang tua” yang mereka anggap bener mereka (para anak) mau ngelakuin.
Pemikiran saya kepada anak pelaku bom adalah, saya salut mereka termasuk anak
yang nurut terhadap orang tua, tapi orang tuanya yang menyalahgunakan rasa
bakti anaknya dengan ngajak melakukan bom bunuh diri. Kejam sih.
Dari berita yang saya baca, ada anak perempuan namanya Ais yang
masih selamat dari kejadian bom bunuh diri itu. Dia sekarang Alhamdulillah
dirawat di rumah sakit. Saya yang miris adalah masa depan si anak.
Bayangin di
umur yang masih 7 tahun dia harus menerima terpaan media kalo orang tuanya
teroris, orang tuanya dianggap menyimpang, orang tua yang di benci oleh
masyarakat Indonesia, tapi apapun omongan orang bagi Ais mereka adalah orang
tuanya.
Saya sih berharap mental anak semoga kuat untuk menghadapi kehidupan
dia di masa depan dan dari kejadian itu dia tau kalo dia masih perlu berlajar
lebih banyak tentang agama.
Dan yang miris juga buat saya ini mau masuk bulan ramadhan,
bulan yang suci, bulan yang meniurut saya asik. Kenapa asik? Karena bagi saya
bisa ngumpul, terus buka puasa bareng sama keluarga. Sementara mereka engga.
Bisa reuni sama berbagai sahabat yang kita punya. Sementara mereka tidak.
Terlepas dari keluarga itu mengikuti ISIS atau engga tapi
saya belajar satu hal bahwa kita sebagai anak bukan hanya mendapatkan ilmu saja
dari orang tua tapi memang perlu mencari ilmu sendiri supaya bisa BERDISKUSI
tentang apapun dengan orang tua kita. Entah hasilnya kita yang SALAH atau kita
yang BENAR, menurut saya memperdalam ilmu lalu mendiskusikannya itu sesuatu
yang diperlukan.
Gara-gara kejadian teroris itu beberapa orang yang
berjanggut panjang dan wanita bercadar tadinya punya kehidupan yang tenang
mulai dicurigai. Saya kalo jadi mereka terus merasa banyak orang yang curiga
sama saya, saya risih tau. Kayak apapun gerak gerik saya jadi ada yang
ngawasin. Dan bukan sekedar ngawasin tapi bener bener dipantau banget gitu.
Padahal bisa jadi mereka ga salah apa-apa.
#KamiTidakTakutTeroris
#IndonesiaDamai
#BhinekaTunggalIka
0 comments:
Post a Comment